IPV atau imunisasi vaksin poliovirus yang tidak aktif adalah vaksin untuk mencegah polio. Bukan hanya vaksin vaksin polio oral (OPV) yang diberikan melalui mulut, pencegahan jangkitan virus polio dapat dilakukan dengan memberi suntikan atau suntikan polio suntikan. Sebagai ibu bapa, anda mungkin sering mendengar istilah imunisasi mandatori. Yang dimaksud dengan imunisasi wajib adalah vaksin yang harus diberikan oleh semua negara, termasuk imunisasi IPV dan tetes polio, tetanus, pertusis, campak, hepatitis B, dan vaksin rotavirus.
Perbezaan antara imunisasi IPV dan penurunan vaksin polio
IPV dan OPV, kedua-dua vaksin ini bertujuan untuk melindungi tubuh dari polio. Namun, ada perbezaan antara keduanya, yaitu:1. Jadual imunisasi
Imunisasi IPV diberikan bermula pada usia 2 bulan. Untuk memenuhi jadual imunisasi asas yang lengkap, imunisasi IPV diberikan empat kali pada usia:- 2 bulan.
- 4 bulan.
- 6 hingga 18 bulan.
- 4 hingga 6 tahun.
- Baru Lahir.
- Umur 6 hingga 12 minggu
- Dos kedua diberikan 8 minggu selepas dos pertama.
- Umur 6 hingga 18 bulan.
2. Kesan sampingan
Bayi rewel adalah kesan sampingan pemberian imunisasi IPV. Dalam kajian yang diterbitkan dalam jurnal Pathogens and Global Health, kesan sampingan yang sering dihadapi setelah mendapat vaksin OPV adalah:- Sakit kepala.
- Sakit perut .
- Demam .
- Cirit-birit .
- Penat.
- Lumpuh.
- Demam.
- Ruam di kawasan suntikan.
- Bengkak di kawasan di mana suntikan diberikan.
- Cerewet.
- Keradangan dan pendarahan pada saluran darah kecil.
- Platelet menurun kerana kekebalan tubuh secara salah menyerang platelet.
- Alahan teruk.